11/2/10

Tujuan Audit untuk perencanaan pemulihan bencana dan prosesnya

perencanaan pemulihan bencana

Romney (2000:298-301) berpendapat bahwa perencanaan pemulihan dari bencana bertujuan untuk memudahkan dan mempercepat kapasitas dan proses data sebelum, pada wktu dan sesudah bencana. Tujuan dari perencanaan pemulihan bencana adalah untuk mencegah perpanjangan interupsi proses data dan operasi bisnis akibat kebakaran, bencana alam, sabotase dan vandalism. Perencanaan pemulihan bencana terdiri dari :

1) Backup data brfungsi menghindari kerusakan permanen pada files. Semua program dan data harus sering di backup secar teratur dan disimpan dalam tempat yang aman untuk menghindari penggandaan hardware dan software. Cold sites, hot sites dan alat penyimpanan data adalah bagian dari computer backup yang berfungsi mencegah kerusakan pada fies. Cold sites adalah kontrak dengan vendor untuk menyediakan tempat dan alat pinjaman untuk keperluan penting. Hot sites adalah kontrak dengan vendor menyediakan tempat pemrosesan data untk memenuhi kebutuhan pengguna waktu terjadi bencana dalam organisasi.

2) Mempunyai jaminan perlindungan terhadap bencana.

3) Menunjuk tanggung jawab untk aktifitas pemulihan untuk menghindari usaha untu menghilangkan atu menduplikasi rencana implementasi, tanggung jawab harus mendefinisikan dan dikomunikasikan secara jelas kepada personel yang bersangkutan.

4) Menggunakan dokumentasi dan mencoba rencana untuk mengantisipasi bencana.

5) Pemeriksaan dan perbaikan berkelanjutan terhadap bencana.

diddigital colection Petra Christian University Library

Proses Audit

Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem komputer berjalan semestinya. Tujuh langkah proses audit:

  1. Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen risiko serta control practice yang dapat disepakati semua pihak.
  2. Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci.
  3. Gunakan fakta/bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanfaat.
  4. Buatlah laporan beserta kesimpulannya berdasarkan fakta yang dikumpulkan.
  5. Telaah apakah tujuan audit tercapai.
  6. Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan.
  7. Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen risiko serta control practice.

Sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncanakan terlebih dahulu. Audit planning (perencanaan audit) harus secara jelas menerangkan tujuan audit, kewenangan auditor, adanya persetujuan managemen tinggi, dan metode audit. Metodologi audit:

  1. Audit subject. Menentukan apa yang akan diaudit.
  2. Audit objective. Menentukan tujuan dari audit.
  3. Audit Scope. Menentukan sistem, fungsi, dan bagian dari organisasi yang secara spesifik/khusus akan diaudit.
  4. Preaudit Planning. Mengidentifikasi sumber daya dan SDM yang dibutuhkan, menentukan dokumen-dokumen apa yang diperlukan untuk menunjang audit, menentukan lokasi audit.
  5. Audit procedures and steps for data gathering. Menentukan cara melakukan audit untuk memeriksa dan menguji kendali, menentukan siapa yang akan diwawancara.
  6. Evaluasi hasil pengujian dan pemeriksaan. Spesifik pada tiap organisasi.
  7. Prosedur komunikasi dengan pihak manajemen. Spesifik pada tiap organisasi.
  8. Audit Report Preparation. Menentukan bagaimana cara memeriksa hasil audit, yaitu evaluasi kesahihan dari dokumen-dokumen, prosedur, dan kebijakan dari organisasi yang diaudit.

Struktur dan isi laporan audit tidak baku, tapi umumnya terdiri atas:

  • Pendahuluan. Tujuan, ruang lingkup, lamanya audit, prosedur audit.
  • Kesimpulan umum dari auditor.
  • Hasil audit. Apa yang ditemukan dalam audit, apakah prosedur dan kontrol layak atau tidak
  • Rekomendasi. Tanggapan dari manajemen (bila perlu).
  • Exit interview. Interview terakhir antara auditor dengan pihak manajemen untuk membicarakan temuan-temuan dan rekomendasi tindak lanjut. Sekaligus meyakinkan tim manajemen bahwa hasil audit sahih
Universitas Indonesia

Rangkuman

Data atau informasi penting yang seharusnya tidak dapat diakses oleh orang lain mungkin dapat diakses, baik dibaca ataupun diubah oleh orang lain. Kita harus mempunyai suatu mekanisme yang membuat pelanggaran jarang terjadi. Ketika merancang sebuah sistem yang aman terhadap intruder, penting untuk mengetahui sistem tersebut akan dilindungi dari intruder macam apa. Untuk menjaga sistem keamanan sebuah komputer dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain:

  • Keamanan Fisik. Hal ini tergantung oleh anggaran dan situasi yang dihadapi.
  • Keamanan Perangkat Lunak. Contoh dari keamanan perangkat lunak yaitu BIOS.
  • Keamanan Jaringan. Yaitu dengan cara kriptografi.

DRP (Disaster Recovery Plan) terkandung di dalam BCP (Business Continuity Plan). Konsep dasar DRP harus dapat diterapkan pada semua perusahaan. Proses audit bertujuan untuk memeriksa apakah sistem komputer berjalan dengan semestinya.